Pimpin Apel Pagi, Kakanwil Tejo : Keimanan Perlu Stimulus Agar Selalu Maksimal

IMG 20231023 110854 316

*Pimpin Apel Pagi, Kakanwil Tejo : Keimanan Perlu Stimulus Agar Selalu Maksimal*

SEMARANG - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Tejo Harwanto menaruh atensi khusus terhadap pelaksanaan kegiatan "Siraman Rohani".

Diketahui, program tersebut merupakan terobosan baru dalam pembinaan kedisiplinan dan keagamaan bagi pegawai.

Sebagai pengganti kegiatan Apel Pagi, setiap hari Rabu, seluruh ASN Kanwil Kemenkumham Jateng yang beragama Islam, diwajibkan untuk mengikuti majelis ilmu yang diadakan di Masjid Al Hikmah, Kantor Wilayah.

Kakanwil cukup mengkritisi pertemuan perdana kegiatan tersebut, minggu lalu. Menurutnya, audiens yang hadir masih sangat kurang.

"Dari 100 lebih (pegawai), yang hadir cuma 65 orang," ungkap Tejo, dalam amanatnya sebagai Pembina Apel Pagi, Senin (23/10).

"Padahal ini lebih wajib dari apel itu sendiri," tambahnya.

Keimanan manusia fluktuatif, kata Tejo, sehingga dibutuhkan stimulus agar selalu dalam kondisi maksimal. Perlu katalisator, agar arah reaksi keimanan selalu positif.

"Kadang keimanan itu naik, kadang turun. Saat turun kita butuh diberikan santapan kerohanian. Kita perlu siraman rohani," ujar Tejo.

"Jadi, saudara keimanannya itu bisa tetap terjaga. Ini butuh rangsangan. Kegiatan tausiyah, ceramah, majelis ilmu merupakan detonator, pemicu agar keimanan kita selalu tinggi," tambahnya.

Keimanan yang tinggi sangat berdampak pada perkembangan organisasi. Bagi pria kelahiran Jakarta itu, roda organisasi ditentukan oleh dua hal, yakni kecerdasan dan integritas.

"Bagaimana integritas itu harus terus didorong. Karena kalau nilai norma agama sudah melekat, nilai norma sosial, nilai norma hukum akan dengan sendirinya mengikuti," kata Tejo.

"Ini harus dibiasakan. Karena menanamkan aturan, norma, nilai harus menjadi habit, harus menjadi kebiasaan".

"Goalnya, kebiasaan itu akan melekat terus dan mendarah daging dalam kehidupan kita sehari-hari," tambahnya.

Kakanwil tidak menampik, ada saja personal yang apatis terhadap program pembinaan. Ada pegawai yang tidak care tentang norma-norma agama dan keimanan. Terkait kondisi ini, Tejo menilai perlu ada perhatian lebih dari lingkungan sekitar, dan bila perlu menggunakan treatment khusus.

"Kalo perlu kita Ruqyah, mereka-mereka yang tidak bisa dibina, karena pasti ada yang salah bisa mereka-mereka tetap tidak mau dibina kerohanian-nya," imbuhnya.

Mengikuti apel pada kesempatan ini, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Anggiat Ferdinan, Pejabat Administrasi, Fungsional, Pelaksana serta PPNPN Kantor Wilayah.


Cetak   E-mail