Ramadhan, antara Puasa dan Korupsi

 PicsArt 04 20 09.26.42

SEMARANG - Hikmah puasa menurut orang-orang yang beriman adalah untuk menggapai ketaqwaan. Ketaqwaan itu sifatnya sangat luas.

Demikian antara lain disampaikan Danang Agung N yang mendapatkan giliran mengisi kultum ramadhan, Selasa (20/04) di Masjid Al Hikmah Kanwil Kemenkumham Jateng.

" Kata para ulama, taqwa itu adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, termasuk di antaranya adalah larangan yang sangat jelas yaitu korupsi, " kata Danang.

"Memang di zaman kita ini, banyak sekali korupsi dilakukan bukan hanya oleh orang-orang yang jauh dari agama, tetapi korupsi ini telah mewabah ke dalam diri orang orang yang dekat dengan agama. Tentu ini sesuatu yang sangat memprihatinkan, " katanya lagi.

" Kalau kita tanya mereka, orang-orang (yang ber-korupsi), baik yang dekat dengan agama maupun yang tidak dekat dengan agama, “kalian puasa ngga sih di bulan Ramadhan? Tentu mereka akan mengatakan,”Iya, kami berpuasa!” Bahkan mungkin mereka marah ketika ditanya apakah mereka puasa atau enggak, " tandas JFT Penyuluh Hukum ini.

Lebih lanjut, Danang menuturkan apakah puasa yang dilakukan itu telah membuahkan ketakwaan? Kalau misalnya dia puasa atau sudah puasa, tapi masih korupsi berarti ada sesuatu yang keliru dalam puasanya.

Menutup materi kultum, Danang menjelaskan korupsi dalam arti luas, tidak hanya materi namun juga waktu.

"Harusnya pulang (kantor) jam 4 pulang jam 2. Harusnya berangkat kantor jam 7 tapi berangkat jam 8. Tapi minta hak (gaji) penuh. Itu korupsi waktu namanya, " pungkasnya.

@kemenkumhamri

*Kanwil Jateng Komunikatif, Kompak dan Solid*
*PASTI WOW*
*PASTI WBK*

#JatengPastiProduktif
#TetapDisiplinPakaiMasker
#JagaJarakdanCuciTangan


Cetak   E-mail