SEMARANG - Paus Fransiskus direncakan akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Tejo Harwanto kedatangan pemimpin Gereja Katolik se-dunia itu merupakan momen bersejarah dan sangat penting.
"Tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kunjungan ini membawa pesan perdamaian, persatuan, dan toleransi," kata Tejo memberikan sambutan Rapat Koordinasi Intelijen Dalam Rangka Pertukaran Informasi Terkait Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, yang berlangsung di Hotel Santika Premiere Semarang, Rabu (21/08).
"Serta menjadi kesempatan emas bagi kita semua untuk menunjukkan keindahan dan keragaman bangsa kita kepada dunia internasional," lanjutnya.
Tejo lebih jauh menggarisbawahi, terdapat beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam rapat koordinasi ini.
Pertama aspek keamanan menjadi prioritas utama dalam kedatangan Paus Fransiskus.
"Kita harus memastikan bahwa seluruh aspek keamanan, baik di lokasi kedatangan maupun di sepanjang rute perjalanan, telah dipersiapkan dengan matang," pesan Tejo.
"Kemudian koordinasi antar instansi. Kunjungan ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai lembaga dan instansi pemerintah".
"Kita perlu memastikan bahwa alur komunikasi dan koordinasi antara instansi keamanan, kesehatan, dan pelayanan publik berjalan dengan lancar," imbuhnya.
Dari sudut pandang lain, Direktur Intelijen Keimigrasian Kemenkumham Brigjen Pol. R. P. Mulya mengungkapkan potensi kerawanan yang mungkin terjadi atas lawatan Paus Fransiskus.
"Dengan tingginya antusiasme masyarakat dan komunitas internasional untuk menyambut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, kami menyadari adanya beberapa potensi kerawanan, khususnya di bidang keimigrasian," tutur Mulya.
"Wartawan asing tanpa dokumen lengkap, jamaat dari luar negeri yang kehilangan dokumen perjalanannya, serta penumpukan penumpang di pos lintas batas memerlukan penanganan yang tepat".
"Selain itu, peningkatan jumlah masyarakat yang keluar masuk perbatasan selama kunjungan ini juga menjadi perhatian kami, terutama di wilayah-wilayah strategis seperti Bandara Soekarno-Hatta, Batam, Atambua, dan Jayapura," sambungnya.
Mulya menekankan, dalam rangka cegah dini dan deteksi dini serta mengantisipasi berbagai kerawanan tersebut, Direktorat Intelijen Keimigrasian mengadakan rapat koordinasi ini sebagai wadah pertukaran informasi antar K/L terkait.
"Dari sisi keimigrasian, kami akan melakukan optimalisasi pelayanan keimigrasian, mempersiapkan SDM imigrasi, serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana di Tempat Pemeriksaan Imigrasi," tegas Mulya.
"Kerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura juga akan diperkuat guna menjamin kelancaran proses keimigrasian selama kunjungan Paus".
"Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kelancaran seluruh rangkaian agenda kedatangan Paus Fransiskus ini, termasuk dengan melakukan operasi intelijen terpusat guna mendeteksi dini segala ancaman terhadap tugas keimigrasian," pungkasnya mengakhiri.
Rapat koordinasi ini diikuti oleh Kepala Divisi Keimigrasian Kemenkumham Jateng, Is Edy Ekoputranto, Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan, Kemenko Polhukam, Direktur Eropa I, Kementerian Luar Negeri, Direktur Keamanan Negara, Baintelkam Polri,Direktur Urusan Agama Katolik, Ditjen Bimas Katolik, Kementerian Agama RI.
Tampak juga, Kepala BIN Daerah Jawa Tengah, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia yang diwakilkan oleh Koordinator Keamanan Kepanitiaan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan jajaran Keimigrasian dari beberapa Kantor Wilayah.