BOYOLALI - Rabu (07/08) Bendara Merah Putih dan Panji Pengayoman berkibar gagah di puncak Gunung Merbabu. Kedua pusaka itu digenggam erat tangan putra putri kebanggaan Kementerian Hukum dan HAM.
Dengan berkibarnya bendera tersebut, misi menaklukan Gunung Merbabu dalam rangka Peringatan HUT Republik Indonesia dan Hari Pengayoman Ke 79 akhirnya tuntas.
Aksi ini melahirkan catatan sejarah tersendiri sebagai pendakian dengan peserta terbanyak yang pernah dilakukan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Hukum dan HAM.
Total ada 105 orang tergabung dalam misi ini, kesemuanya merupakan ASN Kementerian Hukum dan HAM yang berasal dari beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kantor Wilayah.
Tercatat selain dari UPT di Jawa Tengah, ada juga partisipan yang berasal dari daerah lain, misalnya Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Lapas Pemuda Madiun, Lapas Perempuan Bandung, Lapas Sukabumi, Lapas Narkotika Jakarta dan RS Pengayoman Cipinang.
Pendakian tersebut berlangsung selama 2 hari (Selasa-Rabu) tanggal 06-07 Agustus 2024, dengan mengambil jalur pendakian via Selo Boyolali.
Kendati jalur pendakian via Selo tergolong ramah, nyatanya fakta di lapangan sedikit berbeda. Musim kemarau membuat lajur semakin panas dan berdebu. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Korps Pengayoman untuk menjinakkan Gunung Merbabu.
Hari pertama rombongan harus menempuh perjalanan rata-rata 6 jam hingga sampai ke pos 4 atau sabana 1 sebagai destinasi camp area.
Hari kedua, rombongan harus menghadapi track terberat. Jalur menuju puncak lebih terjal dari sebelumnya. Misi summit (menuju puncak) ditempuh dengan durasi waktu rata-rata 2 jam.
Pendakian berjalan sangat sukses. Target tercapai dan semua peserta kembali dengan keadaan selamat. Bahkan, bisa dikatakan tidak ada peserta yang mengalami gangguan kesehatan atau cidera yang berarti.
Adapun peserta terakhir tiba di Basecamp Pak Parman pada pukul 16.50, Rabu (07/08).
Ditemui di lokasi, Ketua Pelaksana Kepala Lapas Kelas I Batu Nusakambangan, Mardi Santoso mengungkapkan alasan diadakan kegiatan tersebut.
"Sama seperti kegiatan lainnya, ini merupakan wujud syukur atas Kemerdekaan Republik Indonesia dan peringatannya bersama dengan Hari Pengayoman Ke 79 yang merupakan hari lahir Kementerian Hukum dan HAM," ujarnya menjelaskan.
"Kami memilih mendaki karena kegiatan ini manifestasi dan gambaran sebuah perjuangan yang membutuhkan fisik dan tekad yang kuat".
"Selain itu, untuk meraih kemenangan dalam hal ini sampai puncak tertinggi, kita wajib bekerjasama dengan baik, kompak, bahu membahu, saling memberikan semangat dan punya tujuan yang sama," imbuhnya.
Mengenai, pemilihan Gunung Merbabu , Koordinator Lapangan Kepala Rutan Kelas IIB Temanggung, Andri Lesmano memberikan penjelasan.
"Tahun 2022, Tim Pendaki Kemenkumham Jateng telah berhasil melaksanakan kegiatan serupa di atap Jawa Tengah, gunung tertinggi di Jawa Tengah, yaitu Gunung Slamet," tuturnya menjelaskan.
"Untuk tahun ini, kami sengaja memilih Gunung Merbabu karena ini merupakan salah satu Gunung yang paling populer di kalangan pendaki. Selain itu, Gunung Merbabu Kawasan Taman Nasional, yang harus selalu dijaga kelestariannya".
"Atas dasar itu, kami Insan Pengayoman berkomitmen untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan kemajuan bangsa dengan memberikan kemampuan terbaik, harus terus berusaha meningkatkan kualitas dan kapasitas sebagai abdi negara, serta harus bisa membawa organisasi ke puncak kejayaan," pungkasnya mengakhiri.
